5 Forces Analysis Porter dan Generic Strategy INDOMARET

Image

Analisa Porter Five Forces terhadap Indomaret

1. Rivalry among existing competitors (Persaingan antara competitor yang sudah ada)

                Tingkat persaingan antara competitor sendiri semakin hari semakin ketat. Jika kembali ke sekitar 10 tahun yang lalu, pesaing-pesaing yang memiliki scope dan segmentasi pasar yang sama dengan Indomaret masih cenderung sedikit. Masyarakat pun dahulu lebih cenderung memilih pergi ke warung atau pasar untuk membeli kebutuhan rumah sehari-hari, seperti : sabun, odol, sampo dan lain-lain. Namun setelah adanya tren mini-market yang menjamur di Indonesia beberapa tahun belakangan, Indomaret mulai memiliki rival-rival yang memiliki target pasar yang sama, baik secara segmentasi maupun secara lokasi. Dapat kita ambil contoh yaitu Alfa mart. Persaingan yang sangat jelas terjadi antara kedua franchise mini-market tersebut. Bayangkan saja, tidak hanya barang yang dijual kedua mini-market ini sekitar 80% sama namun juga hampir di setiap cabang mini-market tersebut berletak berdekatan atau bahkan berdampingan. Mungkin ini menjadi tanda tanya yang besar juga di kepala masyarakat, mengenai apa yang membuat mereka saling sikut menyikut untuk mendapatkan pangsa. Dan bukankah, dengan mereka membuka cabang yang berdekatan akan semakin menurunkan peluang mereka untuk mendapat pelanggan yang lebih banyak? Pertanyaan itu mungkin akan terus menjadi pertanyaan, namun yang bisa kita pelajari adalah kehadiran competitor dalam dunia bisnis (terutama bagi Indomaret) mungkin merupakan ancaman yang paling besar. Selain karena competitor tersebut berhubungan langsung dengan pelanggan yang merupakan sumber kehidupan sebuah bisnis, competitor juga dapat dijadikan bahan perbandingan bagi para masyarakat sebelum menentukan keputusan untuk membeli. Untuk itu, dalam hal mempertahankan bisnis tentunya Indomaret harus terus melakukan improvements dan terus kreatif dalam menemukan pembeda yang menjadikannya pemenang hati pelanggan.

2. Threat of new entrants (Ancaman dari pendatang baru)

                Indomaret sebagai pebisnis lama dalam bidang mini-market tentu tidak menanggap pendatang-pendatang barunya sebagai hal yang sepele. Kita tahu, sekitar 2-3 tahun yang lalu, “demam Seven Eleven” melanda Indonesia khususnya Jakarta. Seven Eleven yang merupakan pendatang baru begitu menyedot perhatian masyarakat terutama kalangan muda. Selain itu, tren mini-market yang dikembangkan menjadi tempat ngopi dan nongkrong ini tentunya diikuti dengan beberapa pendatang lain yaitu Lawson, Family Mart, Alfa Express, Circle K (mengembangkan konsepnya). Ancaman-ancaman ini tentunya merupakan serangan besar bagi Indomaret saat ini. Namun Indomaret sendiri pun sangat fleksibel dan gesit dalam menanggapi selera pasar, Indomaret pun memunculkan tipe baru dari bisnis franchise nya yaitu Indomaret Point. Hal ini tentunya sangat baik dilakukan untuk menjaga ke-eksisan Indomaret di mata pelanggan agar tidak dianggap kuno dan ditinggalkan.

3. Threat of substitute products or services (Ancaman dari produk atau jasa pengganti)

                Indomaret, Alfa Mart, Lawson, Family Mart memiliki paling tidak 50% barang yang sama untuk dijual. Ini membuat masyarakat dapat memilih dengan leluasa toko mana yang akan didatanginya untuk menjawab kebutuhannya. Namun tentu untuk pebisnis terutama Indomaret itu merupakan hal yang kurang menguntungkan. Setiap bisnis tentunya mendambakan untuk memiliki konsumen tetap atau konsumen yang terikat untuk selalu membeli hanya pada toko tersebut saja. Disini tentunya ancaman ini haruslah diatasi Indomaret dengan melihat peluang akan produk-produk yang diminati masyarakat yang belum terdapat di pesaingnya. Indomaret sendiri sebelumnya sudah cukup baik mengatasi masalah ini. Indomaret memproduksi sendiri berbagai produk sehari-hari seperti gula, air mineral,minyak sayur dan masih banyak lainnya. Produk tersebut cenderung menguntungkan karena pesaing lain belum memilikinya. Pesaing hanya menjual barang-barang dari pemasok yang tentunya menjadikan barang-barang tersebut lebih mahal dibandingkan produk dari Indomaret. Ini langkah pengatasan yang baik mengenai ancaman produk pengganti, yaitu bersaing dalam hal harga.

4. Bargaining power of suppliers (Daya tawar menawar pemasok)

                Pemasok yang merupakan sumber dari barang dagang yang dijual Indomaret tentunya tahu bagaimana barangnya diminati oleh masyarakat, selain itu pemasok juga tentunya menginginkan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Disitulah letak kesulitan Indomaret dalam menangani daya tawar menawar dengan pemasok. Disatu sisi Indomaret harus menanggapi permintaan akan harga tawaran pemasok, namun juga mempertimbangkan akan harga yang akan dilempar ke pasar. Kedua harga tersebut haruslah seimbang dan juga harus menguntungkan bagi pihak Indomaret sendiri selaku perantara.

5. Bargaining power of buyers (Daya tawar menawar pembeli)

                Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pelanggan tentunya sangat jeli dalam memilih barang. Tidak hanya berdasarkan kualitas, namun juga dalam hal harga. Pembeli akan selalu mencari tempat yang menyediakan barang dengan harga-harga termurah. Hal inilah yang menjadikan adanya pengaruh akan daya tawar menawar pembeli akan Indomaret untuk terus menjual barang dengan harga bersaing. Disinilah Indomaret harus menemukan harga yang tepat untuk menarik minat beli pembeli ditengah tuntutan untuk harga yang lebih murah.

 

3 Generic Strategies :

1. Broad cost leadership

                Strategi kepemimpinan biaya merupakan strategi yang digunakan Indomaret untuk mengatasi tantangan dari competitor lama maupun baru. Seperti yang saya jelaskan diatas, strategi ini tentunya sangat efektif mengingat harga merupakan hal yang paling customer lihat dalam menentukan pembelian. Disini Indomaret sendiri telah menggunakan strategi ini dengan mengeluarkan berbagai produk yang diproduksinya sendiri. Seperti tepung, gula, garam dan lain-lain. Harga akan produk tersebut juga lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis lainnya, sehingga menjadi keunggulan sendiri bagi Indomaret dibandingkan dengan competitor lainnya.

2. Broad differentiation

                Produk-produk Indomaret yang dijelaskan diatas juga termasuk dalam strategi Broad Differentiation. Rata-rata dari produk Indomaret menjual dalam satuan kemasan dengan berbagai ukuran yang memudahkan masyarakat untuk membeli dalam jumlah yang dibutuhkan dan harga yang bervariasi. Dengan menggunakan strategi ini, tentunya mengatasi akan tantangan produk dan jasa subtitusi. Pelanggan akan memiliki variabel pembanding yang dapat menjadi bahan pemikiran sebelum membeli. 

3. Focused strategy

                Strategi ini bisa juga diartikan dengan memfokuskan diri pada satu target pasar. Setiap bisnis terutama Indomaret tentunya telah menetapkan target/segmentasi pasar sebelum menjalankas sebuah usaha. Strategi ini berfungsi untuk menjadikan bisnis memiliki tujuan mengenai apa yang akan dilakukan dan disediakan untuk customer. Indomaret sendiri memfokuskan diri untuk menyediakan barang dan layanan untuk masyarakan yang secara geografis bertempat tinggal dekat dengan toko, dan dari kalangan menengah kebawah. Terlihat dari barang-barang yang disediakan merupakan barang-barang umum yang biasa dipakai orang Indonesia pada umumnya.

 

Leave a comment